Mengenali Keterlambatan Perkembangan Anak Ala Dokter Apin

Beberapa waktu lalu saya membaca salah satu tulisan dari dokter Apin tentang Keterlambatan Perkembangan Anak. Tahu kan siapa itu dokter Apin? Itu lho dokter yang sudah terkenal banget di Instagram. Nama lengkap beliau adalah dr. Arifianto, Sp.A, salah satu dokter yang bermurah hati banget selalu membagi tips-tipsnya tentang kesehatan anak.

Kali ini, saya ingin menuliskan apa yang dokter Apin sampaikan melalui bukunya, Makan Tepat Tumbuh Sehat, salah satu buku yang selama ini menjadi pegangan saya selama membesarkan Isya, anak satu-satunya yang semoga saja bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia.

Keterlambatan Perkembangan Anak Samakah dengan Retardasi Mental?

Kalau kita melihat bagaimana dampak keterlambatan perkembangan anak, orang tua mana yang ingin anaknya memiliki gangguan pada tumbuh kembangnya. Tentu saja tidak ada. Semua ingin anaknya hidup sehat dan bahagia bukan? 

Oleh karena itu sebelum berpikiran jauh pada anak-anak kita yang “diduga” punya keterlambatan, ada baiknya kita kenali dulu kriteria yang seperti apa sih saat anak dikatakan memiliki keterlambatan perkembangan? Apa saja sih jenis keterlambatan perkembangan anak itu? Apa penyebab keterlambatan perkembangan anak? Dan bagaimana cara mengatasi keterlambatan perkembangan anak?

Mari kita renungkan dulu yaa Ibu-ibu..

keterlambatan perkembangan anak

Apa yang harus dilakukan ketika mendapati hasil KPSP yang meragukan, apalagi disimpulkan sebagai penyimpangan? Atau, pemantauan menggunakan buku KIA mendapatkan banyaknya kemampuan yang tidak dimiliki oleh anak pada rentang usianya?

Tentunya orang tua boleh membuat kesimpulan: benarkah anakku mengalami keterlambatan perkembangan? Inilah pentingnya orang tua perlu mengenal tanda bahaya (red flag) dalam mengevaluasi perkembangan anak.

Konsep Perkembangan Anak

Dalam konsep perkembangan, seorang anak dapat mengalami keterlambatan pada hanya satu ranah atau domain perkembangan, atau pada lebih dari satu ranah. Apabila keterlambatan perkembangan terjadi pada dua atau lebih ranah perkembangan, maka disebut sebagai keterlambatan perkembangan umum (global development delay/GDD). 

Angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum.

Penyebab GDD antara lain gangguan genetik atau kromosom seperti Syndrome Down; gangguan atau infeksi susunan saraf pusat (SSP) seperti palsi serebral, spina bifida, dan sindrom Rubella; riwayat bayi risiko tinggi seperti bayi prematur atau kurang bulan, bayi berat lahir rendah, dan bayi yang mengalami sakit berat pada awal kehidupan sehingga memerlukan perawatan intensif, dan lainnya.

Skrining perkembangan yang tepat dengan menggunakan instrumen skrining perkembangan yang benar, baik dilakukan terlebih dulu oleh orang tua atau segera merujuk ke dokter, dapat mendeteksi keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin, sehingga dapat melakukan intervensi yang tepat.

Lalu apa perbedaan keterlambatan perkembangan anak dengan retardasi mental?

Jadi istilah perkembangan umum (GDD) dapat digunakan untuk anak berusia di bawah 5 tahun, sedangkan retardasi mental umumnya dipakai untuk anak yang lebih tua, yaitu berdasarkan tes IQ. Anak dengan gangguan perkembangan umum tidak selalu mengalami retardasi mental (RM) pada kemudian hari. Saat ini istilah RM sudah digantikan menjadi disabilitas intelektual (intellectual disability).

Oleh karena itu selain menggunakan jurnal keterlambatan perkembangan anak seperti pada buku KIA maupun KPSP, orang tua dapat mengenal tanda bahaya perkembangan anak yang sederhana seperti yang telah dituliskan oleh dokter Apin berikut ini:

Tanda Bahaya Perkembangan Gerak/Motorik Kasar:

  • Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang, misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan
  • Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan
  • Hiper/hipotonia atau gangguan tonus otot
  • Hiper/hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
  • Adanya gerakan yang tidak terkontrol

penyebab keterlambatan perkembangan anak

Tanda Bahaya Keterlambatan Perkembangan Anak pada Gerak/Motorik Halus

  • Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan
  • Adanya dominasi satu tangan sebelum usia 3 tahun
  • Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke mulut) masih sangat dominan setelah usia 14 bulan
  • Perhatian penglihatan yang inkonsisten

Tanda Bahaya Bicara dan Bahasa (ekspresif, dalam mengungkapkan maksud)

  • Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan
  • Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan
  • Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan,

dan masih ada beberapa tanda bahaya keterlambatan perkembangan pada anak lainnya. Insya Allah nanti akan dibahas terpisah yaa teman-teman untuk lebih lengkapnya.

Yang jelas cara mengatasi keterlembatan perkembangan kognitif anak maupun motoriknya, bahasanya, hingga sosio-emosionalnya membutuhkan pengamatan orang tua sejak dini untuk kemudian bisa dikomunikasikan dengan dokter spesialis terkait.

Semoga anak-anak kita selalu sehat dan dalam lindunganNya yaa, aamiin!

1 thought on “Mengenali Keterlambatan Perkembangan Anak Ala Dokter Apin”

Leave a Comment

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)