Resep Bahagia Menurut Quran. Hidup Dibikin Happy Aja Yuk!

Resep bahagia menurut Quran sebenarnya simple, ada dua aja jalannya.

Saya auto melek begitu Ustadz berkata demikian. Saya menahan nafas sambil menunggu beliau menyelesaikan tulisannya di papan.

Ditulis dalam bahasa Arab, dan ketika satu huruf beliau tulis dengan lafadz Laa Khoufun, saya langsung “klik” dengan kalimat tersebut. Jangan-jangan, kalimat itu?

Kalimat yang mana ya?

Resep Bahagia Menurut Quran, Auto Happy Menjalani Hari-Hari

Jadi sore itu Ustadz kami membahas tentang tafsir surat Al-Mulk ayat 15. Satu ayat saja kami butuh waktu satu jam untuk membahasnya, dan satu jam itu satu pertemuan saja bersama dengan ustadz kami setiap Sabtu sore.

Maka tidak heran enam tahun saya berguru pada beliau, tafsir saja baru habis 2 juz (itu pun masih sampai surat Al-Mulk). Bisa dibayangkan betapa berharganya pertemuan kami satu kali dalam satu minggu bukan?

Jadi, inti dari resep bahagia menurut Quran itu sendiri hanya ada dua yang diambil dari surat Yunus ayat 62:

أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Alā inna auliyā`allāhi lā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanụn

Artinya: Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Menurut tafsir yang kami pelajari, arti dari ayat ini adalah bentuk tawakkal yang sesungguhnya pada Allaah. Yakni tawakkal yang menjadi resep bahagia menurut al-Quran.

Dimana seorang hamba tidak akan pernah takut dan khawatir atas apa yang belum terjadi dan tidak pernah bersedih atas apa yang sudah terjadi. 

Karena ia menyadari bahwa hari ini adalah hadiah dari Allah untuk kita.

Jika hari ini ada makanan dan perut kita kenyang, jika hari ini keluarga kita sehat dan kita tinggal di tempat yang aman dan nyaman, bukankah itu sudah cukup?

Di samping usaha adalah suatu keharusan sebelum melakukan tawakkal, namun jangan sampai hasilnya menjadi pikiran yang membuat kita jadi hamba yang kurang bersyukur.

Persoalan resep bahagia menurut Quran ini sejatinya juga disinggung dalam Surat Al Mulk ayat 15 yang sedang kami bahas juga.

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa berusaha dalam rangka menjalankan sebab bagi datangnya rizki tidaklah meniadakan sikap tawakkal. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari ‘Umar bin al-Khathtab yang mengatakan bahwa dirinya telah mendengar Rasulullah bersabda:

Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah memberi kalian rizki, sebagaimana Dia memberi rizki pada burung yang berangkat di pagi hari dengan perut kosong dan kembali sore hari dengan perut kenyang.

Diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah.

Jadi terbukti kalau burung itu bepergian pagi dan petang untuk menemukan rizki seraya bertawakkal kepada Allah karena Dia-lah yang menundukkan, memudahkan dan menakdirkannya.

Jadi, buat apa dipikirin? Untuk apa dikhawatirkan?

Kalau dipikir-pikir bahagia memang sesimple itu ya. Tidak perlu neko-neko, patuhi apa yang sudah digariskan oleh Allah, berusaha dengan sekuat tenaga, berdoa dengan sepenuh jiwa dan tawakkal menjadi senjata untuk menjalankan aktivitas berikutnya.

InsyaAllaah kita semua bisa menggapai kebahagiaan itu. Bagaimana denganmu? Sudah terapkan resep bahagia menurut Quran belum?

Leave a Comment

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)