Dalam seri Perempuan Peradaban Episode 3 ini Ustadz Salim A Fillah membahas tentang kisah Bilqis, salah satu Perempuan yang juga membentuk Peradaban.
Yuk simak langsung bagaimana kisah Ratu Bilqis yang masyhur itu.
Burung Hud-Hud dan Ratu Bilqis
Bermula dalam Quran Surat An-Naml, Nabi Sulaiman membawa bala tentaranya dari negerinya di tanah Kan’an menuju ke Baitul Maqdis. Disebutkan dalam Al-Quran :
“Dan Kami himpunkan Sulaiman dari kalangan jin, manusia dan juga kawanan burung-burung. Mereka dibariskan dengan sangat rapi lalu bergerak. Saat itu mereka tiba di sebuah negeri yang dihuni oleh para semut. Dan pemimpin para semut itu adalah “Namlatun” (seorang Ratu). ”
Hal ini merupakan sebuah isyarat tentang dakwah yang akan dihadapi oleh Nabi Sulaiman bahwa nantinya ia akan menghadapi sebuah tatanan masyarakat yang sangat rapi dan dipimpin oleh seorang Ratu.
Kawanan semut yang dilalui oleh Nabi Sulaiman memberi jalan pada kawanan Nabi Sulaiman agar mereka tidak terinjak. Ratu semut memerintahkan pada kawanan semut untuk segera masuk ke rumah-rumah mereka untuk memberi jalan pada pasukan Nabi Sulaiman.
Dalam surat An-Naml juga bisa kita ambil faedahnya bahwa kalau semut menyelamatkan nyawa satu semut saja (kehidupan dunia) diabadikan oleh Allah ceritanya, maka bagaimana dengan Nabi yang menyelamatkan kehidupan akhirat ummatnya? Inilah sebuah tanda bahwa betapa pentingnya dakwah itu sendiri.
Saat Nabi Sulaiman mengumpulkan pasukannya ia merasa ada yang kurang, “dimana Hud-Hud? Kalau dia tidak segera muncul aku akan menyembelihnya.”
Lalu tak lama kemudian Hud-Hud, seekor burung migrasi datang dan melapor, “Saya datang dari sebuah negeri Saba dengan kabar yang jelas dan yakin yang Tuanku belum mengetahuinya.
“Saya mendatangi sebuah negeri yang aman dan makmur, mereka diperintah oleh seorang Ratu. Mereka semua itu sujud menyembah matahari.”
Sebagai seorang Nabi, hal ini menjadi pemicu Nabi Sulaiman untuk menyampaikan dakwah di negeri tersebut.
Lalu Nabi Sulaiman menulis surat untuk disampaikan pada Sang Ratu melalui Hud-Hud untuk membuktikan kebenaran perkataan Hud-Hud padanya.
Surat Nabi Sulaiman dimulai dengan lafazh Bismillahirrahmanirrahim.
Kalimat Basmallah ini menjadi penggenap jumlah basmalah di dalam Quran, yakni tetap sejumlah 114, meskipun surat At-Taubah tidak ada basmalahnya. Allah menganugerahkan basmalah di surat An-Naml melalui surat Nabi Sulaiman untuk Ratu Bilqis.
Hud-hud terbang sejauh 45.000 km dan menjatuhkan surat dari Nabi Sulaiman di atas pangkuan Ratu Bilqis yang sedang bersama para pembesarnya.
Ratu Bilqis berkata : “Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya ia dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim.”
Isi surat Nabi Sulaiman tertuang dengan tegas dan jelas : “Agar kamu jangan berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Ratu Bilqis adalah Ratu yang bijaksana sehingga sebelum memutuskan, Ratu Bilqis meminta pendapat pada pembesarnya.
Meskipun pembesarnya menolak untuk mendatangi Nabi Sulaiman. Namun Ratu Bilqis mengatakan :
Sesungguhnya para Raja-Raja dalam sejarah terdahulu apabila mereka memasuki suatu negeri akan menghancurkan negeri tersebut, membunuhi orang-orang di dalamnya dan menjadikan orang-orang mulia menjadi orang yang hina.
Allah pun membenarkan perkataan Bilqis.
Kisah Ratu Bilqis dan Kerajaan Nabi Sulaiman alaihissalam
Lalu Ratu Bilqis memutuskan untuk menyelidiki terlebih dahulu seperti apa Nabi Sulaiman ini. Caranya dengan membawakan benda-benda berharga dan terbaik sebagai persembahan untuk Nabi Sulaiman. Ratu Bilqis yang tinggal di negeri Yaman tersebut meminta utusannya untuk segera berangkat menuju ke tempat Nabi Sulaiman.
Ternyata menjelang kedatangan para utusan Ratu, Nabi Sulaiman meminta orang-orangnya untuk membangun sebuah istana yang besar untuk utusan yang datang.
Ketika para utusan tersebut sudah berada di depan Nabi Sulaiman membawa hadiah-hadiah mereka sambil melihat benda-benda di sekitar Nabi Sulaiman yang sangat berharga, rasa rendah diri muncul dalam benak mereka.
Lalu para utusan pulang membawa hadiah-hadiah tersebut kembali. Karena sudah melihat bagaimana kemegahan istana Nabi Sulaiman dan tak mungkin untuk melawannya, Ratu Bilqis pun memutuskan untuk langsung mendatangi Nabi Sulaiman.
Lalu Nabi Sulaiman bertanya, “siapa di antara kalian yang bisa mendatangkan singgasana Bilqis yang ia banggakan itu untuk sampai kesini?”
Lalu Jin Ifrit mengatakan pada Nabi Sulaiman, “saya bisa mendatangkan singgasana Bilqis itu kesini sebelum Anda berdiri dari tempat duduk itu.”
Namun ternyata Jin Ifrit kalah dengan seorang ahli ilmu yang diberi pengetahuan. Ia lebih unggul daripada Jin Ifrit.
“Saya akan mendatangkan singgasana Bilqis sebelum mata Anda berkedip.”
Rombongan Bilqis pun hadir dan masuk ke istana Sulaiman. Lantai istana Nabi Sulaiman terbuat dari kaca bening tanpa batas tanpa potongan sehingga Ratu mengira itu adalah air.
“Tak perlu kau angkat kainmu, sesungguhnya lantai ini terbuat dari kaca bening.” Kata Nabi Sulaiman.
Ratu Bilqis pun akhirnya mengakui tanda kekuasaan Allah dan semakin yakin bahwa inilah Raja yang hebat.
“Maka hari ini aku berserah diri pada Allah bersama Sulaiman alaihissalam kepada Rabb Semesta Alam.”
Hari itu Bilqis masuk Islam bersama seluruh negerinya. Maka Negeri Saba saat itu menjadi wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman. Ratu Bilqis sekaligus dipersunting oleh Nabi Sulaiman. Bersama-sama berkhidmat untuk Allah.
Dari sinilah kemudian lahirlah peristiwa-peristiwa yang dituliskan dalam surat Saba’.
Kisah Hancurnya Negeri Saba’
Saba sesungguhnya adalah seorang laki-laki yang memiliki 10 anak. Keturunan Saba ini kemudian membentuk kerajaan dan salah satunya dipimpin oleh Bilqis.
Di masa Bilqis berkhidmah untuk Baitul Maqdis ini Yaman mencapai puncak keberkahan dan kejayaannya, sehingga dalam Surat Saba’ negeri ini disebut sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Yakni negeri yang penuh dengan kebaikan yang semua dosa penduduknya diampuni oleh Allah.
Kebaikan di dunia yang dimiliki oleh negeri Saba salah satunya memiliki satu arsitektur yang canggih, namanya bendungan Ma’rib untuk mengatur perairan di negeri tersebut.
Begitu ada bendungan tersebut terbentuk kebun-kebun di sebelah kanan yang tumbuh buah-buahan dan di sebelah kiri tumbuh biji-bijian.
Sebelum bendungan Ma’rib ini hancur Yaman adalah penanggung kebutuhan 1/3 gandum di seluruh dunia. Dimana saat itu ada kekaisaran Romawi, Yunani, Mesir, India, dan Yaman menanggung supply 1/3 dari kebutuhan gandum di seluruh negeri-negeri.
Bahkan buah-buahan yang ada di kebun tidak perlu diambil dengan memanjat, ia cukup membawa keranjang dan memetiknya. Saking makmurnya. Sepanjang jalan antara satu kota dengan kota yang lain mengalir air yang sangat jernih dan tumbuh pohon-pohon yang rindang dan menghasilkan buah-buahan yang cukup untuk diambil para pelancong yang sedang singgah.
Saking luar biasanya keberkahan negeri yang dipimpin Ratu Bilqis, karena ia mengabdi pada Baitul Maqdis.
Itulah yang diperlihatkan oleh Bilqis dan negeri Saba yang menjadi negeri yang penuh keberkahan dan kebaikan.
Lalu ratusan tahun kemudian penduduk negeri Saba tersebut lalai pada Allah hingga Allah jadikan bendungan Ma’rib hancur. Hingga akhirnya di negeri Saba tinggal 2 jenis pohon saja di negeri tersebut, yakni pohon Asel dan Siter yang buahnya pahit.
Semua itu karena ingkarnya penduduk Saba pada Allah.
Semoga kisah Ratu Bilqis ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, aamiin
Baca juga kisah Perempuan Peradaban lainnya di sini. Semoga bermanfaat ya!