Beberapa waktu lalu Isya sibuk bertanya soal darimana asalnya? Ketika menggendong bonekanya yang diperlakukan seperti bayi, lalu melihat beberapa teman saya yang menggendong bayi, mungkin dia jadi penasaran.
Bayi asalnya darimana sih Buk?
Begitu pertanyaannya. Lalu berkembang menjadi pertanyaan-pertanyaan seperti:
Waktu di perut Ibuk, aku makannya apa?
Kok bisa sih Isya ada di perut Ibuk?
Oh waktu Ibuk masih sekolah, Isya dimana?
Bingung Menjawab “Bayi Asalnya Darimana?”
Sebagai orang tua tentu saja kita tahu proses reproduksi dari pelajaran Biologi hahaha.. tapi menjawab pertanyaan anak tentu tidak semudah itu bukan? Muncul keraguan, perlukan kita menjawabnya dengan gamblang? Apakah anak-anak akan mengerti? Lalu kalau sudah dijawab muncul pertanyaan lain bagaimana?
Jujur saya tuh belum siap sebenarnya menerima pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Namun saya sadar, usia Isya yang sebentar lagi 4 tahun adalah hal yang wajar ketika ia sudah mulai melontarkan pertanyaan seputar kehidupan. Ia melihat dan mulai peka terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Ia mulai bisa membedakan suasana dan membandingkan kondisi di rumahnya dengan rumah orang lain atau sekolahnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Samanta Elsener, M.PSi, Psikolog bahwa pada periode usia ini anak sedang berada di masa peralihan. Perkembangan otak anak sudah mencapai 95% dari total kapasitas perkembangan kognitif secara keseluruhan dan mulai membutuhkan jawaban atas eksistensinya, tempat dirinya diterima.
Jadi wajar anak-anak menanyakan darimana asalnya? Bayi tuh asalnya darimana? Hehe..
Beruntung banget kemarin saya menemukan satu panduan dari Dr. Miriam Stoppard dalam bukunya, Questions Children Ask and How to Answer Them (2016) yang memberikan pengarahan bagaimana cara terbaik menjawab pertanyaan anak seputar: dari mana asal anak?
Jawaban dari Pertanyaan Seputar: ‘Darimana Asal Anak?’
Biasanya variasi pertanyaan yang didapatkan orang tua seperti:
Kok Ibuk bisa hamil?
Gimana Buk caranya kok di perut Ibu ada bayinya?
Hamil itu apa?
Bapak bisa hamil juga ngga?
Sebenarnya kalay menurut Dr. Miriam Stoppard anak bertanya demikian karena beberapa alasan, diantaranya:
- Anak baru saja melihat bayi sehingga penasaran dari mana asalnya
- Ibu sedang hamil sehingga anak bertanya-tanya mengapa bisa ada bayi di perut Ibu. Bagi anak, ini sesuatu yang baru. Penjelasan dengan tepat kepada anak dapat turut menyiapkan mental anak untuk menerima kehadiran si adik.
- Cara berpikir anak masih self centered atau egosentris dan penuh rasa ingin tahu yang tinggi sehingga jawaban sederhana dari orang tua dapat membantu menjawab rasa ingin tahunya.
Panduan Untuk Menjawab ‘Darimana asal anak’ :
- Berikan jawaban yang jujur tanpa membuat diri kita malu
- Kita tidak perlu menjawab dengan rinci kepada anak yang usianya lebih muda. Jawaban lebih rinci boleh diberikan untuk anak di atas 8 tahun ketika kemampuan kognitif anak sudah lebih matang pada fase operasional konkret.
- Orang tua dapat mulai menjawab dengan teknik parafrasa, “Oh kakak lagi penasaran dari mana asal bayi ya?” Jawab yang singkat tidak perlu bertele-tele.
Jawaban Sesuai Usia Anak:
- Usia 2-4 tahun: “Kamu ada di rahim Ibuk dengan aman sampai waktunya lahir.”
- Usia 4-6 tahun: “Semua bayi terbentuk dari benih Ayah dan telur Ibunya yang berkembang di rahim Ibu. Jadi kamu tuh spesial karena gabungan dari Ibu dan Ayah.”
- Usia 6-8 tahun: “Kamu ada di sini karena Ibu dan Ayah saling menyayangi dan mau punya anak. Butuh waktu 9 bulan untuk mengandung kamu dan hanya Ibu yang bisa mengandung kamu karena Ibu perempuan, dan hanya perempuan yang punya rahim. Memiliki kamu sebagai anak kami adalah anugerah terindah dari Allah di keluarga ini.”
- Usia 8-11 tahun: “Benih dari Bapak disebut sebagai sperma. Jumlahnya ada jutaan sebelum bertemu dengan telur yang ada di rahim Ibu. Dari jutaan sperma hanya ada satu yang menjadi janin di rahim ibu. Itulah kamu yang akhirnya tumbuh hingga sebesar ini sekarang.”
Anak-anak memang ada-ada saja imajinasinyaa yaa, alhamdulillah jika anak-anak sudah mulai penasaran dengan pertanyaan tentang asal muasal dirinya itu hal normal. Tinggal kita sebagai orang tua bagaimana menyiapkan jawaban terbaik untuknya.
Mungkin di antara teman-teman ada yang memiliki versi jawaban lain? Boleh dong bagikan di kolom komentar hehe..