Kenapa kamu menatap wajahku seperti itu? Apakah yang kuberikan masih kurang?
Pemuda kurus dengan kantung mata yang duduk di kursi rodanya yang baru itu menggeleng cepat. Pegangannya pada pria tua di depannya makin erat. Matanya berkaca-kaca, ia mengambil nafas dalam-dalam, nampak ada sesuatu yang ingin ia utarakan dari lisannya.
“Tidak Tuan, saya hanya ingin mengingat wajah Tuan. Agar kelak ketika menghadap Tuhan, saya bisa mengenali Tuan dan mengatakan pada Tuhan saya bahwa Tuanlah yang membuat saya bahagia saat di dunia.”
Lelaki tua yang dipanggil Tuan tersebut pun kembali menangis. Bukan karena iba, namun karena kebahagiaan yang selama ini ia cari akhirnya dapat ia rengkuh. Kebahagiaan yang selama ini ia pikir berasal dari hartanya yang tak terhingga.
Ternyata kebahagiaan itu kini berada tepat di depan matanya. Ia pun memeluk pemuda tersebut, berterimakasih karena telah membuatnya bahagia dan menyampaikan kalimat terindah selama hidupnya.
Cerita tersebut saya dapat dari sebuah kajian bersama seorang ustadz bertahun-tahun lalu. Ceritanya selalu melekat dalam sanubari. Sering saya ceritakan kembali di pengajian ibu-ibu dekat rumah, di pengajian para pemudi yang berkumpul satu bulan sekali untuk saling bertukar ilmu, bahkan pada saudara, hingga keluarga saya.
Tidak sedikit dari mereka yang mendengar saya bercerita dengan antusias dan terkadang sambil menangis, ikut menangis karenanya. Entah karena melihat begitu emosionalnya saya ketika bercerita, atau memang karena cerita tersebut di atas yang begitu dalam dan luas manfaatnya.
Sebegitu terkesannya saya pada cerita tersebut. Bahwa arti kebahagiaan yang selama ini dicari oleh lelaki tua kaya raya tersebut ternyata adalah kebahagiaan yang terpancar dari wajah orang-orang yang membutuhkan bantuannya.
Alasan Kenapa Meluaskan Manfaat Akan Membawa Kebahagiaan
Berulang kali saya bertanya pada diri sendiri. Ketika sudah mencapai tujuan jangka pendek selama di dunia ini, apakah saya sudah bahagia?
Punya rumah sendiri misalnya. Apakah ketika saya sudah memiliki hunian sendiri seperti sekarang lalu sudah merasa bahagia? Sampai kapankah kebahagiaan saya bertahan? Apa yang saya cari selanjutnya?
Dan ketika mengingat cerita di atas, saya sadar bahwa sumber kebahagiaan sejati yang akan bertahan lama dalam diri kita adalah ketika mampu menciptakan kebahagiaan untuk orang lain. Manusia memiliki fitrah yang unik dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Sebagaimana yang sering kita dengar dari sebuah hadits;
Dari Abu Umamah bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., Apa iman itu? Beliau bersabda, “Bila kebaikanmu menggembirakanmu dan kejelekanmu meresahkanmu berarti engkau mukmin.” Orang itu bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa itu dosa? Beliau bersabda, “Bila sesuatu menggelisahkan hatimu, tinggalkanlah.”
Jelas bahwa fitrah manusia adalah merasa gelisah ketika berbuat dosa, dan akan merasa bahagia, tentram dan tenang hatinya ketika ia berbuat baik.
Tidak hanya dalam hadits, berbuat baik untuk orang lain yang dapat mendatangkan manfaat bagi banyak orang akan dapat menimbulkan perasaan bahagia untuk diri sendiri. Tidak hanya karena moral bermasyarakat namun juga sudah dibuktikan secara ilmiah.
Meluaskan Manfaat, Membawa Bahagia dan Berkat
Memang iya? Ada bukti ilmiahnya?
Psikolog klinis Tara de Thouars, BA, M.Psi, Psi., menjelaskan bahwa ketika berbuat baik kepada seseorang, bagian otak yang bernama mesalimbic dopamine system akan teraktivasi. Sehingga membuat seseorang merasa mendapatkan hadiah kembali saat tahu respon bahagia dari orang lain yang dibantunya.
Tentu teman-teman juga pernah merasakannya bukan?
Seperti saat kita diberi sebuah reward, ada efek “nagih” untuk kembali berbuat kepada orang lain. Seperti itulah efek mesalimbic dopamine system bekerja.
Bukan hanya membuat perubahan di otak, beberapa penelitian lain juga menyebutkan bahwa berbagi membuat pengaruh positif terhadap emosi jadi lebih baik. Seperti menekan kecemasan, tidak stres lagi, mood jadi lebih positif, dan bisa lebih meningkatkan relasi positif kepada orang lain.
Dampaknya Pada Kebahagiaan
Penelitian lain terkait kebahagiaan yang diterbitkan dalam Journal of Emotion diteliti tentang dampak kegiatan terhadap rasa bahagia. Studi tersebut meneliti empat kegiatan yang terkait dengan kebaikan.
- Pertama, berbuat kebaikan untuk diri sendiri.
- Kedua, berbuat kebaikan untuk orang lain.
- Ketiga, berbuat kebaikan untuk lingkungan.
- Keempat, mencoba mencatat aktivitas keseharian.
Diantara keempat kegiatan tersebut mana menurut teman-teman yang paling menonjol?
Ternyata dari studi tersebut ditunjukkan bahwa kebahagiaan kita akan paling menonjol dan paling tinggi ketika kita berbagi dengan orang lain. Jadi berdasarkan penelitian fungsi otak kita, semua sudah terbukti bahwa kebaikan kepada orang lain juga akan membuat kita bahagia.
Penelitian ini adalah inisiatif dari University of Pittsburgh dengan melibatkan 45 relawan. Mereka diberi pilihan melakukan kegiatan yang menguntungkan diri sendiri, membantu teman yang sedang membutuhkan, atau kegiatan sosial. Berbeda pilihan, berbeda pula hasilnya.
Dampaknya Pada Otak dan Kesehatan
Tak hanya untuk otak, mekanisme menolong orang lain diketahui juga baik untuk kesehatan, terutama dalam jangka panjang. Para relawan yang terlibat dalam penelitian University of Pittsburgh tahap kedua – dengan jumlah lebih banyak yaitu 400 orang – menjadi lebih jarang sakit.
Manfaat lain untuk kesehatan adalah:
- Meningkatkan kepercayaan diri
- Lebih peka terhadap kondisi di sekitar
- Mengurangi perilaku yang berisiko
- Menghilangkan depresi
- Mengatasi rasa cemas berlebih
Tak kalah penting, kebiasaan menolong orang lain juga membuat rasa “ketagihan”, ingin terus menerus melakukan hal yang sama. Dengan banyaknya manfaat dari menolong orang lain terhadap kesehatan diri sendiri, artinya sama saja berinvestasi dengan menolong diri sendiri.
Subhanallaah, meluaskan manfaat untuk banyak orang ternyata juga akan kembali pada kita ya?
Meluaskan Manfaat Bersama Lembaga Manajemen Infaq (LMI)
Jadi, sudahkah kita memberi manfaat pada orang lain hari ini? Jika bingung akan memberi pada siapa, teman-teman perlu tahu nih tentang LMI.
Berkenalan dengan Penyalur Kebahagiaanmu Yuk!
Lembaga Manajemen Infaq (LMI) adalah lembaga filantropi profesional yang bertujuan mengangkat harkat dan martabat masyarakat kurang mampu melalui penghimpunan dana sosial (zakat, Infaq, Shadaqah, dan wakaf). LMI didirikan pada tahun 1995 dan berpusat di Kota Surabaya. Saat ini LMI memiliki 8 perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia.
LMI tentu menjadi sebuah lembaga yang selayaknya dipercaya oleh masyarakat Indonesia dalam menyalurkan zakat, infaq, sedekah hingga wakaf karena telah memiliki SK dari Menkumham, Menteri Agama, hingga BWI.
SK Menkumham: AHU-1279.AH.01.04 Thn.2009
SK Menteri Agama RI: No.672 Thn 2021
SK BWI: 3.3.00231 Thn.2019
Selain itu, LMI juga berhasil meraih Baznas Award 2017 kategori lembaga amil zakat Nasional dengan Penyaluran dan Pemanfaatan Terbaik. Secara internasional, LMI juga berkontribusi dengan menjadi anggota Aliansi Kemanusiaan Indonesia (IHA).
Ada beberapa program-program LMI yang membuat saya jatuh hati sehingga saya menuliskan ini dalam artikel. Yuk simak program-program LMI mana saja yang bisa kita manfaatkan sebagai sarana untuk menjemput kebahagiaan yang hakiki!
Program-program LMI
Ada begitu banyak program yang dijalankan oleh LMI dengan dana sosial yang diamanahkan oleh masyarakat pada mereka. Mulai dari beasiswa pendidikan bagi anak yatim, piatu atau yatim piatu, donasi untuk marbot masjid, korban bencana, sumur air di daerah yang krisis air, hingga donasi lingkungan melalui tanam seribu pohon.
Program yang dijalankan real dan dapat kita akses secara transparan melalui http://lmizakat.id/
Teman-teman juga bisa mengakses instagram LMI di instagram.com/lmizakat atau Facebook facebook.com/lmizakat.org
Kini, kita punya “wadah” untuk meluaskan manfaat lebih luas dan lebih banyak lagi melalui LMI. Saya jadi teringat pada kata pepatah bahwa kebaikan yang dilakukan secara berjamaah akan terasa lebih besar dampaknya dibanding sendirian.
Untuk itulah LMI hadir untuk menyalurkan manfaat yang ingin kita berikan pada banyak orang.
Selain itu, LMI juga memiliki banyak layanan yang bisa kita manfaatkan lho. Seperti infak.in yang membantu teman-teman lebih mudah dalam berinfak, ada juga Qurbanholic, Wakafo, Zakat Calculator, hingga e-magz yang dapat kita akses dimana saja dan kapan saja.
Menjemput Bahagia, Meluaskan Manfaat Bersama LMI
Sudah sepuluh tahun lebih, Pak Yani yang berusia 55 tahun menjadi marbot masjid. Penjaga dan perawat pada salah satu masjid di Sugihwaras. Selain itu, Pak Yani menjadi petugas parkir masjid meskipun sesekali saja.
Sejak 3 tahun belakangan, tugas Pak Yani bertambah. Sang Ibu yang lumpuh dan disabilitas penglihatan karena penyakit, meminta perhatian lebihnya. Pak Yani merawat ibunya yang hanya dapat berbaring di tempat tidur.
Dengan usia tuanya, Pak Yani hanya dapat mengandalkan penghasilan dari pekerjaa marbot. Tentu saja, tidak cukup. Sering Pak Yani berhutang di warung atau toko tetangga. Sekadar untuk memenuhi kebutuhan harian dirinya dan sang ibu.
Pada 9 Maret 2023 kemarin, petugas Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Perwakilan Jawa Timur di Bojonegoro datang menemui Pak Yani guna memberikan bantuan biaya hidup.
Pak Yani sangat bersyukur. “Terima kasih buat LMI dan donaturnya. Semoga bantuan ini bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan saya dan ibu saya.”
Pak Yani hanya salah satu orang yang menerima manfaat dari para donatur LMI. Hati siapa yang tidak terenyuh mendengar dan melihat beliau bisa tersenyum dan bersemangat kembali seperti itu?
Masih banyak orang-orang yang menunggu kita melalui LMI. Kini saatnya menjemput kebahagiaan dengan meluaskan manfaat bersama LMI. Yuk segera sisihkan sebelum habis terkikis. Segerakan kebaikan, jangan ditunda. Karena kita tidak akan tahu sepanjang apa usia yang diberikan oleh Allah untuk kita semua.
Semoga artikel ini dapat memberikan wasilah untukmu dalam menjemput kebahagiaan ya!
Your donation has the power to transform the lives of those around you, and it will change the course of humanity for the better – LMI
Referensi:
sehatq.com
lmizakat.org
lmizakat.id
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog “Meluaskan Manfaat” yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Infaq dan Forum Lingkar Pena.