Saat mendengar kata “Amerika”, kebanyakan dari kita mungkin langsung membayangkan standar hidup yang tinggi dan sistem pendidikan yang maju. Tapi, apakah hal itu juga tercermin dalam kesejahteraan para gurunya? Mari kita kupas lebih dalam.
Rata-rata Gaji Guru di Amerika
Menurut data dari National Center for Education Statistics, gaji rata-rata guru sekolah negeri di Amerika Serikat pada tahun ajaran 2020–2021 adalah sekitar $61.600 per tahun. Tapi angka ini sangat tergantung dari wilayah tempat mereka mengajar. Misalnya, guru di New York bisa mengantongi rata-rata $90.222 per tahun, sementara guru di Mississippi hanya sekitar $46.862.
Namun, meskipun tampak besar, banyak guru di Amerika yang harus bekerja di luar jam mengajar. Mereka rata-rata menghabiskan waktu sekitar 52 jam per minggu untuk pekerjaan sekolah, tapi hanya 25 jam yang benar-benar digunakan untuk mengajar di kelas. Menariknya, sekitar 17% guru di AS juga mengambil pekerjaan tambahan demi mencukupi kebutuhan hidup—hal yang sebenarnya cukup mencerminkan realitas yang tidak jauh beda dengan guru di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Apa Saja yang Mempengaruhi Besaran Gaji?
Beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya gaji guru di Amerika antara lain:
- Lokasi geografis: Negara bagian dengan biaya hidup tinggi biasanya memberikan gaji yang lebih tinggi juga. Tapi belum tentu menjamin kualitas hidup yang lebih baik.
- Pengalaman dan tingkat pendidikan: Guru yang sudah lama mengajar atau memiliki gelar lanjutan cenderung mendapatkan gaji lebih tinggi.
- Jenis sekolah: Sekolah negeri dan swasta memiliki sistem penggajian yang berbeda. Bahkan dalam satu distrik pun, bisa ada perbedaan.
Bagaimana Dibandingkan dengan Negara Lain?
Secara global, gaji guru di AS termasuk salah satu yang tertinggi. Data menunjukkan bahwa Amerika berada di posisi kedelapan dengan rata-rata gaji sekitar $44.544 per tahun atau setara Rp728 juta. Bandingkan dengan Korea Selatan yang mencapai $53.505 dan Jerman yang bahkan bisa menyentuh Rp1,8 miliar per tahun.
Namun, tetap saja, setelah disesuaikan dengan biaya hidup dan pajak, tidak semua guru merasa sejahtera. Banyak dari mereka yang tetap harus memutar otak untuk menambah penghasilan.
Realita Hidup Guru di AS
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa tingginya gaji belum tentu menjamin kenyamanan finansial. Banyak guru di AS yang merasa lelah karena beban kerja tinggi, tekanan administratif, dan minimnya dukungan. Tidak sedikit dari mereka yang harus mencari penghasilan tambahan di luar jam mengajar, seperti menjadi tutor, freelancer, atau bahkan bekerja di sektor jasa.
Hal ini sebenarnya cukup relate dengan kondisi guru di Indonesia. Meskipun latar belakang dan sistemnya berbeda, tantangan finansial tetap jadi benang merah yang dirasakan bersama. Itulah kenapa, penting bagi para guru untuk mulai berpikir lebih fleksibel dalam mencari sumber pendapatan lain, salah satunya melalui usaha sampingan. Berikut ini beberapa ide usaha sampingan yang menguntungkan bagi guru yang bisa dijalankan tanpa mengganggu tugas utama sebagai pengajar.
Kesimpulan
Gaji guru di Amerika mungkin terdengar besar bagi sebagian orang. Tapi, jika dilihat dari beban kerja, biaya hidup, dan kebutuhan sehari-hari, banyak dari mereka yang tetap harus mencari cara lain untuk mencukupi penghasilan. Fenomena ini jadi pengingat bahwa tantangan ekonomi tidak mengenal batas negara—dan para guru, di mana pun mereka berada, tetap perlu didukung dan diberdayakan agar bisa menjalankan perannya dengan optimal.