Dalam buku Fellexandro Ruby, You Do You, ada satu bab yang begitu menggelitik nurani saya sebagai seseorang yang suka belajar. Tidak hanya belajar hal baru, belajar hal-hal jadul pun saya suka hehehe..
Jadi dalam bab tersebut ada beberapa pertanyaan yang membuat saya berpikir lebih lama, membaca berulang, dan kemudian saya putuskan untuk ditulis di sini. Beberapa pertanyaan tersebut di antaranya:
Berapa banyak buku yang sudah kamu baca?
Berapa banyak isi buku yang kamu ingat?
Berapa banyak yang kamu praktikkan dan benar-benar impactful di hidup kamu?
Gimana? Saya pikir mungkin tidak perlu membuat survey untuk tahu jawaban dari pertanyaan tersebut. Iya apa iya?
Yuk Kenalan dengan Forgetting Curve
Kalau sudah ada jawabannya, coba deh rasakan, dari pertanyaan pertama sampai terakhir, pasti makin berkurang kan? Lalu kalau secepat itu kita lupa, bagaimana kamu belajar sebenarnya? Gimana sih cara belajar yang efektif itu?
Apalah gunanya kita belajar kalau tidak bisa ingat (recall) ketika kita membutuhkannya?
Ada yang namanya sebuah Forgetting Curve dari Hermann Ebbinghaus. Seperti apakah itu?
Jadi Hermann adalah orang pertama yang melakukan eksperimen tentang seberapa cepat kita melupakan informasi baru yang kita terima. Hasilnya menunjukkan dalam waktu 24 jam, hanya sekitar 30% yang bisa kita ingat dan recall dengan baik.
Menariknya, eksperimen Hermann berikutnya memberikan solusi untuk masalah ini. Dengan spaced repitition atau pengulangan rutin dengan jarak waktu tertentu, kita bisa meningkatkan persentasi informasi yang kita pelajari lho.
Lalu riset lain yang dilakukan oleh Universitas Waterloo mereplikasi eksperimen Hermann dan membuatnya menjadi lebih praktis untuk pembelajar.
Tes ini dilakukan berdasarkan kuliah satu jam. Di hari pertama menerima informasi, kita akan menampung 100% hal-hal yang kita ingat dari perkuliahan tersebut. Lalu di hari kedua, kalau tidak mengelola informasi itu lebih lanjut (tidak membaca kembali catatan, tidak merenungkannya lagi lebih lanjut), kita akan kehilangan 50-80% informasi itu.
Lalu di hari ketujuh, apa yang terjadi? Ingatan kita jauh lebih berkurang, dan bahkan di hari ke-30 hanya tersisa 2-3% saja. Sedih ngga sih?? :(((
Lalu Apa Solusinya?
Solusi dari mereka yang terbukti efektif adalah :
Ambil 10 menit untuk me-review ulang semua informasi yang kamu catat. Risetnya menunjukkan bahwa ingatan kita bisa kembali ke 100%. Lalu, lakukan pengulangan ini secara rutin. Seminggu kemudian, kita hanya perlu melakukan recall 5 menit saja untuk informasi yang sama. Hal ini membuktikan keberhasilan teori spaced repitition Hermann.
Lalu yang lebih penting untuk dilakukan adalah : memahami bagaimana kamu belajar?
Memahami “Bagaimana Kamu Belajar?”
Setiap dari kita dilahirkan unik dan berbeda, tentu saja hal kita juga punya cara belajar yang berbeda pula.
Ada yang namanya metode VARK untuk menyederhanakan empat cara belajar kita. Yakni Visual, Auditory, Read/Write dan Kinestetik.
Hal ini dirangkum oleh Fellexandro Ruby dalam bukunya You Do You di bab “How You Learn” sebagai berikut:
1. Untuk Kamu Yang Visual
Kecenderunganmu adalah :
- lebih baik mengingat informasi yang divisualisasikan dalam bentuk grafik, diagram, dan sejenisnya. Begitu juga ketika kamu menjelaskan isi pikiran.
- lebih baik mencerna informasi yang memaksimalkan penggunaan jenis huruf yang berbeda; warna yang berbeda; highlight underline, dan lain sebagainya.
- mencari pola dalam serangkaian informasi.
- mengubah sesuatu yang kompleks menjadi alur flowchart yang lebih mudah dicerna.
- kamu suka memahami gambaran besar dari segala sesuatu sebelum masuk ke pembahasan detail.
Untukmu yang visual, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan mata ya, karena sudah pasti indra penglihatanmu bekerja lebih keras dibanding yang lainnya.
2. Untuk Kamu yang Auditory
Kencenderunganmu adalah :
- segala sesuatu dibicarakan bahkan ketika kamu belum punya solusinya.
- berdebat, berargumen, berdiskusi.
- lebih baik mengingat informasi yang kamu ulang dengan menceritakannya pada orang lain.
- belajar dari media lain seperti audiobook atau podcast.
- belajar lebih baik dengan merekam apa yang kamu pelajari daripada mencatat.
3. Untuk Kamu yang Read/Write
Kecenderungannya adalah :
- menyusun kata-kata menjadi sebuah struktur atau hierarki yang rapi. Contohnya bullet points.
- menangkap informasi lebih baik lewat judul-judul besar yang mudah dicerna.
- menulis ulang pemahaman kamu tentang sebuah informasi
- belajar dengan mencatat
4. Untuk Kamu yang Kinesthetic
Kecenderungannya adalah :
- mencari cara mengaplikasikan sesuatu dibanding membaca teori di baliknya.
- belajar lewat video yang menunjukkan cara kerjanya.
- belajar lewat survei, field trip, lab, eksibisi atau studi kasus
- belajar lewat trial and error.
Bagaimana kamu belajar? Ini penting untuk dipahami. Lalu lakukan repetisi yang sesuai dengan gaya belajar kamu.
Insya Allah kita akan mengingat jauh lebih banyak ketika ilmu itu kita perlukan. Pada akhirnya, ini akan bisa menghemat waktu belajar kita juga.
Yuk jadi pembelajar yang lebih baik lagi. Ingat, ada tiga tahap proses belajar : mengingat, melakukan, dan mengajarkan.
Pastikan kita melewati siklus ini supaya kita bisa mempelajarinya lagi dan menjadi skill permanen yang akan kita bawa terus selamanya.
Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna (M. Hatta)
Bagaimana kamu belajar? Sharing di kolom komentar ya!
Referensi:
You Do You oleh Fellexandro Ruby